-
124 Kejadian Bencana Tahun 2019 di Kabupaten Probolinggo
PROBOLINGGO – Berdasarkan hasil Rekap Data Kejadian Bencana Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) terdapat 124 Kejadian Bencana di Kabupaten Probolinggo. Pada Tahun 2019 kejadian cuaca ekstrem dan angin kencang mendominasi yakni dengan 47 kali kejadian. Kemudian disusul dengan kejadian tanah longsor, kekeringan dan karhutla. Dampak kejadian cuaca ekstrem dan angin kencang di Kabupaten Probolinggo beragam seperti menyebabkan pohon tumbang dan menimpa rumah warga bahkan menimpa pengendara dan mengganggu aktivitas lalu lintas. Ratusan rumah warga mengalami kerusakan ringan hingga berat.
Kemudian kejadian yang mendominasi selain angin kencang adalah tanah longsor yakni dengan jumlah 26 kali kejadian. Morfologi wilayah Kabupaten Probolinggo bagian selatan yang relatif terjal dan curam serta kondisi meteorologis selama musim kemarau panjang menyebabkan kondisi tanah menjadi labil, dengan curah hujan yang tinggi pada musim penghujan mengakibatkan terjadinya tanah longsor di beberapa titik. Dampak terjadinya tanah longsor beragam namun secara umum mengakibatkan rusaknya infrastruktur karena sebagian bahu jalan tererosi. Selain itu beberapa kali kejadia tanah longsor terjadi disekitar permukiman dan menimpa rumah warga dengan kerusakan yang relatif ringan hingga sedang.
Setelah angin kencang dan tanah longsor, kejadian bencana ketiga yang mendominasi adalah kekeringan yakni dengan frekuensi 25 kali kejadian. Kekeringan yang terjadi pada tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya namun lokasi dusun terdampak lebih banyak dari pada Tahun 2018 yakni 39 Dusun pada 16 Desa yang tersebar di 9 Kecamatan. Upaya yang dilakukan adalah distribusi air bersih rutin dan berkala yang telah dilaksanakan selama 77 hari selama periode 23 Juli hingga 04 Desember 2019. Sekitar 1.309.000 liter air bersih terdistribusi bagi kurang lebih 65.450 jiwa. Distribusi air bersih dilaksanakan berdasarkan permohonan dari pemerintah desa/camat setempat.
Upaya penanganan darurat ketika terjadi bencana telah dilakukan seperti assessment, identifikasi kejadian, pembersihan dampak kejadian dan distribusi bantuan logistik sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan pencegahan seperti rapat koordinasi baik dengan relawan, pemerintah desa maupun OPD terkait seperti PU, DLH dan Pemadam Kebakaran., publikasi himbauan dan sosialisasi kebencanaan juga telah dilaksanakan. Termasuk kegiatan kesiapsiagaan seperti Apel Siaga dan Pembentukan Desa Tangguh Bencana juga telah dilaksanakan pada tahun ini.
Mengingat Indonesia adalah negara yang memiliki beberapa potensi ancaman bencana, sebagai masyarakat hendaknya mulai menerapkan budaya sadar bencana dalam kehidupan sehari hari. Mengenali ancaman dan potensi bencana dilingkungan sekitar, mulai melakukan upaya mitigasi bencana seperti menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Selalu memantau informasi dari instansi terkait tentang fenomena spasial seperti kondisi cuaca, informasi gunung api, gerakan tanah dll. (vd/pb)
Pusdalops PB
BPBD Kabupaten Probolinggo