-
32 Paus Terdampar di Pesisir Wilayah Probolinggo
Rabu, 15 Juni 2016 sekitar pukul 14.00 WIB telah diketemukan oleh nelayan setempat sekawanan ikan jenis Paus Pilot (masih keluarga ordo ikan lumba2) kurang lebih sekitar 32 ekor terdampar di muara sungai dan pesisir pantai Dusun Tareta Desa Pesisir Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo. Sejumlah 7 ekor ikan paus dengan panjang sekitar 2 m diikat di pinggir sungai oleh nelayan dengan alasan menunggu air laut pasang dan kemudian akan dilepas, harapannya agar tidak mati (diperkirakan air laut pasang sekitar jam 19.00-21.00 WIB). Sedangkan kurang lebih 25 ekor berada di pantai dekat muara sungai, dan sekitar 15 ekor diduga sudah tidak bergerak/mati dikarenakan tidak bisa kembali ke perairan yang lebih dalam. Hasil koordinasi dengan pihak Dinas Perikanan dan Kelautan sdr. Wahid bahwa nanti malam sekira jam 18.30 WIB tim peneliti dan evakuasi dari Dinas Perikanan dan Kelautan akan datang ke Lokasi. Jenis Ikan Paus Pilot merupakan ordo ikan lumba-lumba, jenis ikan tersebut tidak membahayakan bagi masyarakat nelayan apabila akan melakukan evakuasi penyelamatan (bukan jenis paus yang buas), rata-rata panjang tubuhnya diatas 2 m sehingga menyulitkan untuk dilakukan evakuasi secara manual dan ikan paus tersebut habitat hidupnya berada di perairan hangat seperti di hawai dan infonesia sendiri. Masyarakat nelayan setempat telah melakukan upaya awal penyelamatan dengan menyirami tubuh ikan paus dan mendorong ke tengah sembari menunggu air laut pasang, hal ini dilakukan agar ikan paus tidak mati.
Ikan Paus yang mati akan meninggalkan bau busuknya sangat menyengat. Hingga hari ini Kamis, 16 Juni 2016 SKPD Probolinggo terkait berusaha mengembalikan Ikan Paus yang selamat ke wilayah perairan dan Ikan Paus yang mati akan dikubur secara masal. “Fenomena seperti ini sudah biasa terjadi di pesisir wilayah Probolinggo namun jumlahnya hanya satuan dan yang saat ini terjadi sedikit berbeda dari pada biasanya terutama jumlahnya yang cukup banyak” ujar warga sekitar. Beberapa alasan melatarbelakangi fenomena terdampanya mamalia laut salah satunya yakni disebabkan oleh perubahan cuaca ekstrim dan perubahan kontur laut dan arus yang ekstrim. Belakangan kondisi perairan mempengaruhi cuaca ekstrim yakni adanya daerah tekanan rendah di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera, Konvergensi memanjang di Samudera Hindia sebelah Barat Daya Lampung, Belokan angin di Sumatera Bagian Utara dan Lampung, dan Kelembapan udara yang sangat tinggi di wilayah Indonesia (Sumber: BMKG). Fenomena cuaca ekstrim diduga merupakan salah satu faktor kejadian terdamparnya beberapa Ikan Paus tersebut di pesisir Wilayah Probolinggo. (pb/vd)