-
Gunung Bromo Mengalami Peningkatan Aktivitas Vulkanik, Status Waspada Level II
PROBOLINGGO – Gunungapi Bromo merupakan gunungapi kerucut cinder yang berada dalam kaldera Tengger dengan ketinggian mencapai 2.329 mdpl. Secara administratif gunungapi ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
Pada tanggal 3 Februari 2023, terjadi peningkatan aktivitas kawah G. Bromo dengan teramati sinar api dari dalam kawah. Selanjutnya pada tanggal 4 Februari 2023, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian ESDM mengeluarkan Press Release Nomor :5.E/GL.03/BGV/2023 mengenai Peningkatan Aktivitas Kawah G. Bromo. Menindaklanjuti peningkatan aktivitas kawah tersebut, maka pada tanggal 9 – 12 Februari 2023, PVMBG mengirim tim untuk melakukan pemeriksaan aktivitas gas di Kawah G. Bromo.
Hasil pemeriksaan kawah G. Bromo pada periode 9-12 Februari 2023 adalah sebagai berikut :
- Pengukuran gas di bibir kawah dengan detector gas Dragger menunjukkan konsentrasi gas SO2 sering terdeteksi di atas ambang normal bagi kesehatan (di atas 5 ppm). Bau gas belerang tercium sedang hingga kuat di bibir kawah.
- Asap kawah teramati putih sedang hingga tebal dengan tinggi mencapai 300 meter. Suara gemuruh dari dalam kawah terdengar sedang hingga kuat. Saat cerah, dasar kawah dapat terlihat dengan titik solfatara terbesar berada di sisi baratlaut-utara dari dasar kawah. Dari hasil pengukuran Thermalcam (IR- based) yang dibidik dari beberapa titik dari bibir kawah, temperatur terpanas dari solfatara berkisar antara 46 – 66 oC, sedangkan dari pengukuran dengan Thermogun (IR-based) yang dibidik dari lokasi yang sama berkisar antara 44 – 67,3 oC.
- Pengamatan visual pada malam hari menunjukkan sinar api masih teramati dan berasal dari dasar kawah bagian baratlaut-utara yang merupakan titik solfatara terbesar.
- Pengukuran gas SO2 asap kawah G. Bromo dengan metode DOAS Traverses pada tanggal 11 Februari 2023 menunjukkan laju emisi (fluks) gas SO2 asap kawah G. Bromo sebesar 230 dan 150 ton/hari (rata-rata 190 ton/hari).
- Potensi bahaya yang bisa ditimbulkan akibat meningkatnya aktivitas kawah G. Bromo adalah terjadinya erupsi freatik ataupun magmatik dengan sebaran material erupsi berupa abu dan lontaran batu (pijar) yang dapat mencapai radius 1 km dari pusat kawah, serta potensi bahaya dari gas-gas vulkanik yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Berdasarkan hasil evaluasi secara menyeluruh maka tingkat aktivitas G. Bromo pada tanggal 13 Februari 2023 pukul 08.00 WIB masih pada Level II (Waspada) dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini, sebagai berikut :
-
- Masyarakat di sekitar G. Bromo dan pengujung/wisatawan/pendaki tidak memasuki areal kawah dalam radius 1 km dari kawah aktif G. Bromo.
- Masyarakat di sekitar G. Bromo, pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata G. Bromo agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba - tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas.
- Pemerintah Daerah, BPBD di Kabupaten senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Bromo di Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (022) 7272606 di Bandung (Provinsi Jawa Barat).
- Masyarakat dapat memantau Informasi perkembangan aktivitas vulkanik G. Bromo dan gunung api lainnya di Indonesia melalui aplikasi Magma Indonesia atau pada website magma.esdm.go.id
Menurut PVMBG tingkat aktivitas G. Bromo dapat dievaluasi kembali jika terdapat perubahan aktivitas secara visual dan instrumental yang signifikan. Erupsi Gunung Bromo merupakan salah satu bahaya yang berpotensi di Kabupaten Probolinggo. Berdasarkan catatan Erupsi Bromo terakhir terjadi pada Tahun 2016 namun pasca itu terjadi beberapa kali peningkatan aktivitas seperti pada Tahun 2019 dan 2021 (Sumber : Pos Pengamat Gunung Api). Pada Tahun 2016 tidak ada korban Erupsi, namun demikian Erupsi berdampak secara sekunder kepada aktivitas, infrastruktur dan perekonomian masyarakat sekitar yang dipicu oleh abu vulkanik.
Pada Kamis, 09 Februari 2023 beberapa personil BPBD bersama Kepala Pelaksana secara pribadi mendampingi Kunjungan Survey Lokasi Kegiatan Instrumentasi Sistem Peringatan Dini Gunung Api oleh Tim dari BNPB yang rencana akan dipasang dibeberapa Kabupaten disekitar lokasi Gunung Bromo. Kegiatan survey dimulai dengan berkunjung ke Pos Pengamat Gunung Api terkait koordinasi penempatan lokasi EWS yang efektif sesuai dengan KRB dan Rekomendasi PVMBG. Kemudian dilanjutkan dengan berkoordinasi dengan Pemerintah Desa dan Kecamatan setempat yang rencana akan menjadi lokasi pemasangan EWS dan persiapan beberapa indikator yang akan disesuaikan dengan kebutuhan rancangan EWS termasuk terkait peran masyarakat setempat. Pemasangan EWS rencana akan dilaksanakan pada pertengahan tahun ini. Sesuai dengan hasil Rapat Koordinasi pemasangan akan direncanakan melalui beberapa tahapan yakni Penyiapan Perangkat, Desk Study dan Penilaian Teknis Lapangan untuk Lokasi EWS, Sosialisasi, Pembentukan Tim Siaga Bencana, Pembuatan Protap Evakuasi, Pembuatan Denah Evakuasi dan Gladi Evakuasi. Melalui adanya EWS diharapkan mampu menyiapkan kesiagaan masyarakat dan meminimalisir dampak kejadian. (*svd/eoc. Sumber : Pers Release PVMBG)
Salam Tangguh!
Pusdalops PB
BPBD Kabupaten Probolinggo