-
Prakiraan Awal Musim Kemarau Tahun 2023 di Kabupaten Probolinggo
PROBOLINGGO – Berdasarkan informasi release BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Timur bahwa sejak Bulan April beberapa daerah di Jawa Timur telah memasuki musim pancaroba atau peralihan menuju musim kemarau. Beberapa daerah yang paling awal memasuki musim kemarau pada April Dasarian I yakni sebagian Wilayah Kabupaten: Tuban, Lamongan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Probolinggo, Situbondo, dan Banyuwangi. Sedangkan paling akhir pada Juli Dasarian III yakni sebagian Wilayah Kabupaten Malang dan barat daya Lumajang. Terpantau puncak musim kemarau akan terjadi pada Bulan Agustus di Kabupaten Probolinggo bagian utara dan barat sedangkan sebagian Wilayah bagian tenggara akan memasuki puncak musim kemarau pada Bulan September.
Pusdalops PB BPBD Kabupaten Probolinggo melaksanakan identifikasi kondisi cuaca di Kabupaten Probolinggo. Terpantau pada Bulan April kondisi hari tanpa hujan di Kabupaten Probolinggo mengalami penurunan termasuk kategori menengah (6-12 hari) hingga rendah (>12 hari). Seperti hasil identifikasi bahwa sejak Bulan April beberapa kecamatan yang berada di wilayah bagian utara Probolinggo memiliki curah hujan yang rendah dan sebagian wilayah bagian selatan memiliki curah hujan menengah. Sesuai dengan Prakiraan BMKG selama tiga bulan kedepan diprakirakan curah hujan akan lebih rendah dari bulan bulan sebelumnya.
Namun demikian bukan berarti tidak ada hujan sama sekali, menurut BMKG meskipun telah memasuki musim kemarau masih terdapat potensi hujan baik skala lokal dengan intensitas ringan hingga sedang maupun hujan ekstrem intensitas ringan hingga deras disertai angin dan petir pada waktu singkat yang dipengaruhi oleh adanya dinamika atmosfer. Selain itu BMKG juga meneragkan bahwa pada saat musim kemarau suhu udara pada dini/pagi hari akan terasa dingin dan siang hari akan terasa panas dan kering. Angin timuran akan berhembus agak kencang pada saat musim kemarau. Sehingga dimungkinkan potensi kebakaran hutan dan lahan serta krisis air bersih dapat terjadi di musim kemarau.
BMKG menghimbau kepada seluruh pemerintah daerah dan masyarakat untuk melakukan panen air hujan dan mengisi waduk/danau/embung di periode peralihan musim, yang berguna untuk mengatasi dampak musim kemarau seperti kebakaran lahan/hutan, kekeringan dan kekurangan air bersih. BMKG menghimbau kementrian /Lembaga, seluruh jajaran pemerintah daerah, institusi terkait, dan masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terkait dampak musim kemarau seperti pergeseran awal musim yang berpengaruh pada awal masa tanam dan sifat hujan musim kemarau BAWAH NORMAL yang dapat mengakibatkan gagal panen, apalagi diprakirakan EL NINO dengan peluang mendekati 60% akan terjadi di semester II. (Sumber: https://staklim-jatim.bmkg.go.id/)
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik meski saat ini sebagian besar wilayah Kabupaten Probolinggo telah memasuki musim kemarau, kondisi ketersediaan air bersih masih tercukupi. Hal ini didukung dengan hingga saat ini belum adanya laporan terkait krisis air bersih dari masyarakat. Namun demikian dihimbau pula apabila ketersediaan air di Kabupaten Probolinggo mulai berkurang agar masyarakat melalui kepala desa/ camat agar segera menghubungi BPBD tekait permohonan distribusi air bersih sehingga kebutuhan air bersih untuk masyarakat dapat terpenuhi sebagaimana mestinya. Untuk beberapa wilayah yang memiliki ketersediaan air yang cukup dihimbau pula untuk menjaga kelestarian lingkungan dan menggunakan air secukupnya sebagai upaya mitigasi krisis air bersih pada musim kemarau. (svd/eoc)
Salam Tangguh!
Pusdalops PB
BPBD Kabupaten Probolinggo