-
Prakiraan Hujan di Bulan Juli 2016
Wilayah Indonesia berada pada posisi strategis, terletak di daerah tropis, diantara Benua Asia dan Australia, diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, serta dilalui garis katulistiwa, terdiri dari pulau dan kepulauan yang membujur dari barat ke timur, terdapat banyak selat dan teluk, menyebabkan wilayah Indonesia rentan terhadap perubahan iklim/cuaca. Fenomena yang mempengaruhi iklim di Indonesia:
- El Nino dan La Nina
- Dipole Mode
- Sirkulasi Monsun Asia - Australia
- Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis (Inter Tropical Convergence Zone / ITCZ)
- Suhu Permukaan Laut di Wilayah Indonesia
Curah Hujan (mm) adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam penakar hujan pada tempat yang datar, tidak menyerap, tidak meresap dan tidak mengalir. Unsur hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air hujan setinggi satu milimeter atau tertampung air hujan sebanyak satu liter. Prakiraan Musim Kemarau 2016 menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Awal Musim Kemarau 2016 di 342 Zona Musim (ZOM) diprakirakan umumnya mulai bulan Mei 2016 sebanyak 134 ZOM (39.2%) dan Juni 2016 sebanyak 91 ZOM (26.6%). Sedangkan beberapa daerah lainnya awal Musim Hujan terjadi pada Februari 2016 sebanyak 4 ZOM (1.2%), Maret 2016 sebanyak 11 ZOM (3.2%), April 2016 sebanyak 58 ZOM (17.0%), Juli 2016 sebanyak 29 ZOM (8.5%), Agustus 2016 sebanyak 11 ZOM (3.2%), September 2016 sebanyak 3 ZOM (0.9%) dan Oktober 2016 sebanyak 1 ZOM (0.3%)
- Jika dibandingkan terhadap rata-ratanya selama 30 tahun (1981- 2010), Awal Musim Kemarau 2016, sebagian besar daerah yaitu 170 ZOM (49.7%) mundur jika dibandingkan dengan rata-ratanya dan 94 ZOM (27.5%) sama terhadap rata-ratanya. Sedangkan yang maju terhadap rata-rata 78 ZOM (22.8%)
- Sifat Hujan selama Musim Hujan 2015/2016 di sebagian besar daerah yaitu 221 ZOM (64.6%) diprakirakan Normal dan 78 ZOM (22.8%) Bawah Normal. Sedangkan Atas Normal yaitu sebanyak 43 ZOM (12.6%)
Berdasarkan Peta Prakiraan Hujan BMKG Bulan Juli 2016 seharusnya sudah memasuki musim kemarau dengan Intensitas Curah Hujan Menengah hingga Rendah yakni 50 – 150 mm. Walaupun intensitas curah hujan di Bulan Juli 2016 menengah bahkan rendah namun beberapa fenomena seperti El Nino dan La Nina yang beberapa waktu terakhir gencar dan berpengaruh terhadap maju atau lambatnya waktu hujan atau kemarau yang sebenarnya sehingga dalam beberapa waktu masih terjadi hujan di beberapa wilayah khususnya di Kabupaten Probolinggo. El Nino Southern Oscillation (ENSO) merupakan fenomena global dari sistem interaksi lautan atmosfer yang ditandai dengan adanya anomali suhu permukaan laut di wilayah Ekuator Pasifik Tengah dimana jika anomali suhu permukaan laut di daerah tersebut positif (lebih panas dari rata-ratanya) maka disebut El Nino, namun jika anomaly suhu permukaan laut Negatif disebut La Nina. Sementara itu dampak pengaruh El Nino di Indonesia, sangat tergantung dengan kondisi perairan wilayah Indonesia. El Nino yang berpengaruh terhadap pengurangan curah hujan secara drastis, baru akan terjadi bila kondisi suhu perairan Indonesia cukup dingin. Namun bila kondisi suhu perairan Indonesia cukup hangat, El Nino tidak menyebabkan kurangnya curah hujan secara signifikan di Indonesia. Sedangkan La Nina secara umum menyebabkan curah hujan di Indonesia meningkat apabila disertai dengan menghangatnya suhu permukaan laut di perairan Indonesia.
Sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu yang ditetapkan (satu periode musim hujan atau satu periode musim kemarau) dengan jumlah curah hujan normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode 1981 - 2010Sedangkan berdasarkan Peta Sifat Hujan BMKG Bulan Juli 2016 ketika terjadi hujan bersifat AN (diatas normal) yakni jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya. Fenomena tersebut dapat diamati pada Bulan Mei 2016 yang seharusnya awal masuk musim kemarau ternyata masih beberapa kali turun hujan, seperti pada tanggal 27 Mei 2016 terjadi Cuaca Ekstrim yang berdampak pada berbagai kejadian bencana di Wilayah Kabupaten Probolinggo akibat hujan lebat dengan intensitas tinggi. Namun sejauh ini fenomena tersebut merupakan gejala yang normal sebagai aktivitas perubahan iklim. Adanya peringatan dini dari BMKG terhadap prakiraan cuaca bulanan merupakan satu hal yang cukup penting sebagai pertimbangan bagi BPBD khususnya di Wilayah Kabupaten Probolinggo dalam menyikapi dan berantisipasi terhadap wilayah yang berpotensi terdampak bencana dengan faktor penyebab utama curah hujan. (pb/vd)