-
Tanah Longsor Desa Wonokerto, Sukapura
Kamis tanggal 12 Mei 2016, pukul 19.30 WIB telah terjadi Longsor di Desa Wonokerto Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo. Informasi tersebut berasal dari laporan seorang warga sekitar kepada BPBD Kabupaten Probolinggo. Dengan kronologis kejadian, pada hari tersebut sekira jam 16.00 - 18.00 WIB, telah terjadi hujan lebat dengan intensitas curah hujan tinggi yang menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya tanah longsor. Selain itu keberadaan lahan diatas tebing merupakan lahan pertanian dengan vegetasi tanaman kentang, yakni termasuk salah satu jenis vegetasi yang mendukung terjadinya erosi dan mampu berdampak pada terjadinya tanah longsor. Sebuah tebing di Desa Wonokerto longsor dengan rincian 2 titik longsor besar dan 2 titik longsor kecil di sepanjang jalan Desa Wonokerto Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo. 1 titik longsor yang mengakibatkan akses/jalur yang menuju wisata Gunung Bromo tertutup. Titik pertama mengalami longsor dengan ketinggian tebing yang longsor 12 meter lebar 3 meter sehingga menutup sebagian jalan selebar 1 meter disepanjang jalur tersebut. Sedangkan titik kedua mengalami longsor dengan ketinggian tebing yang longsor 15 meter lebar 8 meter sehingga menutupi seluruh jalan sepanjang 15 meter dengan ketebalan 20 cm sampai dengan 1 meter. Sebagai upaya penanggulangan bencana TRC BPBD Kabupaten Probolinggo bersama masyarakat sekitar berkoordinasi serta melakukan tindakan pembersihan secara bersama dengan memindahkan material longsor. Tindakan tersebut diupayakan sebagai bentuk penanganan pertama sehingga material longsoran yang menutupi ruas jalan dapat terminimalisir sehingga jalur satu arah dapat terbuka dan aktifitas lalu lintas disepanjang jalan tersebut dapat berjalan kembali. Tidak ada korban dalam kejadian tersebut.
Berdasarkan Peta Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor Kabupaten Probolinggo Tahun 2014, Desa Wonokerto Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo termasuk dalam Zona Ancaman Bencana Tanah Longsor Tinggi yakni di daerah tersebut memiliki morfologi yang terjal dan miring dengan Kemiringan Lereng sekitar 25 hingga 40%. Menurut pembagian klasifikasi kemiringan lereng berdasarkan USSSM (United Stated Soil System Management) dan USLE (Universal Soil Loss Equation) tingkat kemiringan lereng sekitar 25-40% termasuk klasifikasi lereng agak curam dan curam. Jenis tanah di Desa Wonokerto tergolong tanah Andosol. Menurut ilmu tanah, tanah tersebut memiliki warna hitam sebagai bentuk tanah vulkanis yang berasal dari gunung berapi. Pengertian tanah andosol menurut Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian adalah sebuah tanah yang memiliki horizon A molik atau horizon A umbrik yang biasanya berada diatas horizon B kambik yang terdiri atas fraksi tanah halus dan sebagian besar tersusun atas abu vulkanik, bahan piroklastik vitrik lainnya.
Tanah andosol memiliki susunan horizon A-Bw-C dan pada beberapa tempat horizon AC. Untuk horizon permukaan berjenis melanik, molik, fulvik dan umbrik yang mana harus memiliki kandungan organik sebesar 6% dalam lapisan paling atas dengan ketebalan 30 cm. Secara umum tanah andosol di Indonesia memiliki susunan horizon A-Bw-C, dan pada beberapa tempat terdapat horizon AC sebagai horizon timbunan dan beberapa horizon timbunan lainnya seperti A-Bw-C 2A-2Bw-2C yang terbentuk akibat erupsi gunung berapi yang terjadi secara berulang ulang. Untuk warna, tanah andosol memiliki warna gelap kecoklatan terutama pada horiozon humus dengan struktur remah, terlihat lebih gembur, kadar bahan organik tinggi, terasa licin saat berada ditangan. Tanah andosol di berbagai tempat memiliki kadar bahan organik yang berbeda beda dan berkisar antara 3% hingga 22% tergantung dari warna dan massa jenis. Mengenai tekstur tanah andosol mulai dari lempung berpasir hingga liat berpasir tergantung dari ukuran partikel saat terjadi erupsi dan selama proses pelapukan.