-
Tercatat Sebanyak 80 Kejadian Bencana hingga 30 September 2023 Tersebar di Kabupaten Probolinggo
PROBOLINGGO – Berdasarkan hasil Rekap Data Kejadian Bencana Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) terdapat 80 Kejadian Bencana Periode 1 Januari hingga 31 Agustus 2023. Tercatat terdapat 79 kejadian bencana alam yang meliputi 33 Kejadian Tanah Longsor, 14 Kejadian Cuaca Ekstrem dan 13 Kejadian Banjir, 1 Kejadian Kekeringan (Krisis Air Bersih), 17 Kejadian Kebakaran Hutan dan Lahan serta 1 Kejadian Laka/ Musibah. Kemudian terdapat 1 kejadian bencana non alam yakni Pandemi Covid-19 sejak Bulan Maret 2020 lalu dan dinyatakan sebagai endemi pada 23 Juni 2023.
Tanah Longsor merupakan kejadian yang mendominasi. Tercatat sebanyak 33 kejadian tanah longsor yang tersebar di Kecamatan Krucil, Gading, Kotaanyar, Pakuniran, Tiris, Lumbang, Maron, Paiton, Wonomerto, Bantaran, Sukapura, Sumber dan Kraksaan. Diduga tingginya intensitas curah hujan dan kondisi struktur tanah yang jenuh dan terjal serta kondisi vegetasi yang dimungkinkan menjadi pemicu terjadinya tanah longsor. Selain Tanah Longsor pada bulan ini tercatat telah terjadi 14 Kejadian Cuaca Ekstrem yang tersebar di Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Kraksaan, Kotaanyar, Pakuniran, Krejengan, Lumbang, Besuk, Banyuanyar dan Sukapura.
Kejadian cuaca ekstrem dipengaruhi oleh adanya kondisi dinamika atmosfer dan kondisi permukiman yang strukturnya mulai lemah. Kemudian tercatat telah terjadi 13 Kejadian Banjir yang tersebar di Kecamatan Tongas, Sumberasih, Wonomerto, Dringu, Pakuniran dan Leces. Kejadian Banjir dipicu oleh tingginya intensitas curah hujan di Wilayah Hulu. Namun juga dipengaruhi oleh kondisi infrastruktur, saluran drainase yang tidak optimal serta tingginya sedimentasi.
Pada Bulan September terdapat 10 kejadian karhutla yang tersebar 7 titik pada Kecamatan Sukapura, 2 titik di Kecamatan Sumber dan 1 titik di Kecamatan Banyuanyar. Kejadian Karhutla yang berada di Kecamatan Sukapura dan Sumber masih termasuk dalam Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Berdasarkan hasil identifikasi dimungkinkan Karhutla di Kawasan Bromo pada tahun ini merupakan yang terparah dan terluas dampaknya (hasil analisis terlampir). Hingga saat ini penyebab terjadinya kebakaran belum dapat dipastikan termasuk yang berada di Kawasan TNBTS. Namun kondisi cuaca kemarau yang relatif panas dan angin kencang serta beberapa savana mengering akibat frost (embun es). Luas area terbakar juga hingga saat ini masih dalam proses identifikasi.
Kemudian tercatat 1 Kejadian Kekeringan/ Krisis Air Bersih, hingga 30 September 2023 saat ini terdapat 33 Dusun 20 Desa di 10 Kecamatan yang telah menerima Distribusi Air Bersih dan Bantuan Logistik yakni 5 Desa di Kecamatan Tegalsiwalan, 2 Desa di Kecamatan Wonomerto, 2 Desa di Kecamatan Bantaran, 2 Desa di Kuripan, 2 Desa di Banyuanyar, 1 Desa di Tongas, 1 Desa di Lumbang, 2 Desa di Leces 1 Desa di Tiris dan 2 Desa di Sukapura. Distribusi air bersih telah dilaksanakan sejak Bulan Juni hingga saat ini. Total telah dilaksanakan 127 kali distribusi air bersih dengan rincian 10 kali pada bulan juni, 3 kali bulan juli dan 79 kali bulan agustus serta 35 kali bulan september. Frekuensi tertinggi distribusi air bersih yakni sebanyak 16 kali di Dusun Pelankerep Desa Sumberkare Kecamatan Wonomerto. Sekitar 38.746 Jiwa atau 12.881 terdampak Krisis Air Besih. 13 Tandon dan 37 Jerigen serta kurang lebih 737.000 Liter Air Bersih telah terdistribusi bagi masyarakat terdampak.
Pengiriman logistik kekeringan dan distribusi air bersih dilaksanakan berdasarkan Surat Permohonan dari pemerintah setempat yang kemudian di verifikasi setelah assesment TRC PB sesuai dengan hasil survey di lokasi. Distribusi air bersih dilaksanakan secara berulang dan periodik menyesuaikan kebutuhan dilokasi dengan jangka waktu yang bersifat fluktuatif.
Kejadian bencana sejak awal tahun hingga saat ini berdampak pada 12 korban meninggal dunia, 1 meninggal akibat Laka/ Musibah tenggelam di sungai dan 11 lainnya akibat Covid – 19. 1 Jiwa mengalami luka ringan akibat tertimpa material tanah longsor. 88.082 Jiwa menderita akibat terdampak bencana. Sekitar 45 Rumah warga megalami kerusakan akibat bencana dengan rincian 32 Rumah Rusak Ringan, 5 Rumah Rusak Sedang dan 7 Rumah Rusak Berat. 2.583 Rumah tergenang akibat Banjir. Selain permukiman terdapat 27 Infrastruktur yang mengalami kerusakan yang terdiri atas kerusakan jalan, jembatan dan jaringan listrik. 23 Infrastruktur Rusak Ringan, 2 Rusak Sedang dan 2 Rusak Berat. Kemudian terdapat 2 Fasilitas Pendidikan yang mengalami Rusak Ringan akibat terdampak Cuaca Ekstrem. Dampak kejadian bencana cukup mengganggu dan menghambat aktivitas masyarakat dalam kehidupan sehari hari.
Pada Bulan Januari terdapat 6 Kejadian Bencana, Bulan Februari terdapat 28 Kejadian Bencana, Maret tercatat 14 Kejadian Bencana, April tercatat 10 Kejadian Bencana, Mei tercatat 2 Kejadian Bencana, Bulan Juni tercatat 2 Kejadian Bencana, Bulan Juli 3 Kejadian Bencana, Bulan Agustus 6 Kejadian Bencana dan September 11 Kejadian Bencana. Intensitas kejadian bencana tertinggi terjadi di Kecamatan Sukapura yakni sebanyak 17 kejadian. Lumbang 10 kejadian, Pakuniran 7 kejadian. Kecamatan Kotaanyar dan Tongas 6 kejadian. Wonomerto, Sumber dan Leces 4 kejadian. Kecamatan Sumberasih, Tiris, Banyuanyar dan Dringu 3 kejadian. Sedangkan di Kecamatan lain tercatat terdapat 1 hingga 2 kejadian bencana serta belum tercatat kejadian hingga saat ini pada Kecamatan Pajarakan.
Pusdalops PB berkoordinasi dengan pihak terkait. TRC PB melaksanakan identifikasi, assessment, pembersihan dampak kejadian dan distribusi logistik darurat kepada masyarakat terdampak. Beberapa titik tanah longsor telah dibersihkan sehingga dapat dilalui kembali. Kemudian telah dilaksanakan kerja bakti pembersihan beberapa saluran drainase yang tersumbat. Sebagai upaya lanjutan akan dilaksanakan koordinasi bersama OPD berwenang terkait penanganan jangka panjang dan permanen.
BPBD menghimbau kepada masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan. Memeriksa kondisi struktur bangunan, membersihkan dan melestarikan lingkungan sekitar serta selalu memantau perkembangan informasi terkait kebencanaan dan peringatan dini khususnya di Wilayah Probolinggo. Pada musim kemarau ini dihimbau untuk menggunakan air sesuai dengan kebutuhan, memperbanyak daerah resapan air, menjaga kesehatan serta segera melapor melalui pemerintah setempat ketika terpantau situasi berpotensi bencana. Salam Tangguh, Salam Kemanusiaan. (svd/eoc)
Salam Tangguh!
Pusdalops PB
BPBD Kabupaten Probolinggo