-
Tercatat Sebanyak 82 Kejadian Bencana hingga 31 Oktober 2023 Tersebar di Kabupaten Probolinggo
PROBOLINGGO – Berdasarkan hasil Rekap Data Kejadian Bencana Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) terdapat 82 Kejadian Bencana Periode 1 Januari hingga 31 Oktober 2023. Tercatat terdapat 81 kejadian bencana alam yang meliputi 33 Kejadian Tanah Longsor, 14 Kejadian Cuaca Ekstrem dan 13 Kejadian Banjir, 1 Kejadian Kekeringan (Krisis Air Bersih), 19 Kejadian Kebakaran Hutan dan Lahan serta 1 Kejadian Laka/ Musibah. Kemudian terdapat 1 kejadian bencana non alam yakni Pandemi Covid-19 sejak Bulan Maret 2020 lalu dan dinyatakan sebagai endemi pada 23 Juni 2023.
Tanah Longsor merupakan kejadian yang mendominasi. Tercatat sebanyak 33 kejadian tanah longsor yang tersebar di Kecamatan Krucil, Gading, Kotaanyar, Pakuniran, Tiris, Lumbang, Maron, Paiton, Wonomerto, Bantaran, Sukapura, Sumber dan Kraksaan. Diduga tingginya intensitas curah hujan dan kondisi struktur tanah yang jenuh dan terjal serta kondisi vegetasi yang dimungkinkan menjadi pemicu terjadinya tanah longsor. Selain Tanah Longsor pada bulan ini tercatat telah terjadi 14 Kejadian Cuaca Ekstrem yang tersebar di Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Kraksaan, Kotaanyar, Pakuniran, Krejengan, Lumbang, Besuk, Banyuanyar dan Sukapura.
Kejadian cuaca ekstrem dipengaruhi oleh adanya kondisi dinamika atmosfer dan kondisi permukiman yang strukturnya mulai lemah. Kemudian tercatat telah terjadi 13 Kejadian Banjir yang tersebar di Kecamatan Tongas, Sumberasih, Wonomerto, Dringu, Pakuniran dan Leces. Kejadian Banjir dipicu oleh tingginya intensitas curah hujan di Wilayah Hulu. Namun juga dipengaruhi oleh kondisi infrastruktur, saluran drainase yang tidak optimal serta tingginya sedimentasi.
Pada Bulan Oktober terdapat 19 kejadian karhutla yang tersebar 12 titik pada Kecamatan Sukapura, 2 titik di Kecamatan Sumber, 1 titik di Kecamatan Banyuanyar, 1 titik di Kecamatan Gending, 1 titik di Kecamatan Paiton, 1 titik di Kecamatan Tegalsiwalan dan 1 titik di Kecamatan Krucil. Hingga saat ini penyebab pasti terjadinya Karhutla pada sebagian Wilayah masih diperlukan identifikasi lebih rinci. Namun kondisi cuaca kemarau yang relatif panas dan angin kencang dapat memicu perkembangan titik api yang dapat meluas.
Kemudian tercatat 1 Kejadian Kekeringan/ Krisis Air Bersih, hingga 31 Oktober 2023 saat ini terdapat 51 Dusun 30 Desa di 14 Kecamatan yang telah menerima Distribusi Air Bersih dan Bantuan Logistik yakni 5 Desa di Kecamatan Tegalsiwalan, 2 Desa di Kecamatan Wonomerto, 2 Desa di Kecamatan Bantaran, 2 Desa di Kuripan, 2 Desa di Banyuanyar, 1 Desa di Tongas, 1 Desa di Lumbang, 2 Desa di Leces 1 Desa di Tiri, 1 Desa di Sukapura, 3 Desa di Besuk, 1 Desa di Paiton, 1 Desa di Kotaanyar dan 1 Desa di Gading. Distribusi air bersih telah dilaksanakan sejak Bulan Juni hingga saat ini. Total telah dilaksanakan 253 kali distribusi air bersih dengan rincian 10 kali pada bulan Juni, 3 kali bulan Juli, 79 kali bulan Agustus, 35 kali bulan September dan 126 kali pada Bulan Oktober. Frekuensi tertinggi distribusi air bersih yakni sebanyak 40 kali di Dusun Pelankerep Desa Sumberkare Kecamatan Wonomerto. Sekitar 61.371 Jiwa atau 20.942 KK terdampak Krisis Air Besih. 13 Tandon dan 37 Jerigen serta kurang lebih 1.472.000 Liter Air Bersih telah terdistribusi bagi masyarakat terdampak.
Pengiriman logistik kekeringan dan distribusi air bersih dilaksanakan berdasarkan Surat Permohonan dari pemerintah setempat yang kemudian di verifikasi setelah assesment TRC PB sesuai dengan hasil survey di lokasi. Distribusi air bersih dilaksanakan secara berulang dan periodik menyesuaikan kebutuhan dilokasi dengan jangka waktu yang bersifat fluktuatif. Penyebab terjadinya krisis air bersih terdapat beberapa faktor yakni faktor meteorologis dan faktor terkendalanya infrastruktur dalam distribusi air bersih.
Kejadian bencana sejak awal tahun hingga saat ini berdampak pada 12 korban meninggal dunia, 1 meninggal akibat Laka/ Musibah tenggelam di sungai dan 11 lainnya akibat Covid – 19. 1 Jiwa mengalami luka ringan akibat tertimpa material tanah longsor. 147.945 Jiwa menderita akibat terdampak bencana. Sekitar 45 Rumah warga megalami kerusakan akibat bencana dengan rincian 33 Rumah Rusak Ringan, 5 Rumah Rusak Sedang dan 7 Rumah Rusak Berat. 2.583 Rumah tergenang akibat Banjir. Selain permukiman terdapat 28 Infrastruktur yang mengalami kerusakan yang terdiri atas kerusakan jalan, jembatan dan jaringan listrik. 23 Infrastruktur Rusak Ringan, 3 Rusak Sedang dan 2 Rusak Berat. Kemudian terdapat 2 Fasilitas Pendidikan yang mengalami Rusak Ringan akibat terdampak Cuaca Ekstrem. Dampak kejadian bencana cukup mengganggu dan menghambat aktivitas masyarakat dalam kehidupan sehari hari.
Pada Bulan Januari terdapat 6 Kejadian Bencana, Bulan Februari terdapat 28 Kejadian Bencana, Maret tercatat 14 Kejadian Bencana, April tercatat 10 Kejadian Bencana, Mei tercatat 2 Kejadian Bencana, Bulan Juni tercatat 2 Kejadian Bencana, Bulan Juli 3 Kejadian Bencana, Bulan Agustus 6 Kejadian Bencana, September 11 Kejadian Bencana dan Oktober 3 Kejadian Bencana. Intensitas kejadian bencana tertinggi terjadi di Kecamatan Sukapura yakni sebanyak 17 kejadian. Lumbang 10 kejadian, Pakuniran, Kotaanyar dan Tongas 7 kejadian. Wonomerto, Sumber dan Leces 4 kejadian. Kecamatan Sumberasih, Tiris, Banyuanyar, Paiton, Gading dan Dringu 3 kejadian. Sedangkan di Kecamatan lain tercatat terdapat 1 hingga 2 kejadian bencana serta belum tercatat kejadian hingga saat ini pada Kecamatan Pajarakan.
Pusdalops PB berkoordinasi dengan pihak terkait. TRC PB melaksanakan identifikasi, assessment, pembersihan dampak kejadian dan distribusi logistik darurat kepada masyarakat terdampak. Beberapa titik tanah longsor telah dibersihkan sehingga dapat dilalui kembali. Kemudian telah dilaksanakan kerja bakti pembersihan beberapa saluran drainase yang tersumbat. Sebagai upaya lanjutan akan dilaksanakan koordinasi bersama OPD berwenang terkait penanganan jangka panjang dan permanen.
BPBD menghimbau kepada masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan. Memeriksa kondisi struktur bangunan, membersihkan dan melestarikan lingkungan sekitar serta selalu memantau perkembangan informasi terkait kebencanaan dan peringatan dini khususnya di Wilayah Probolinggo. Menurut Prakiraan BMKG pada Dasarian III Bulan November beberapa daerah di Wilayah Kabupaten Probolinggo akan memasuki awal musim hujan, pada musim peralihan ini dihimbau untuk memperhatikan informasi perkembangan cuaca dan meningkatkan kewaspadaan antisipasi adanya dinamika atmosfer yakni agar berhati hati ketika terpantau cuaca hujan dengan intensitas sedang hingga deras disertai angin kencang yang terjadi secara tiba – tiba serta segera melapor melalui pemerintah setempat ketika terpantau situasi berpotensi bencana. Salam Tangguh, Salam Kemanusiaan. (svd/eoc)
Salam Tangguh!
Pusdalops PB
BPBD Kabupaten Probolinggo